Green Science and Green Technologies




Apa itu Biodiversity?

Biodiversity atau keaneka ragaman hayati adalah berbagai variasi yang ada di antara mahkluk hidup dan lingkungannya. Melindungi keaneka ragaman hayati adalah salah satu tantangan yang terbesar yang harus dihadapi manusia. Biodiversity biasanya dibedakan dalam tiga tingkatan yakni:

1. keanekaragaman genetik
2. keanekaragaman spesies
3. keanekaragaman ekosistem.

Keanekaragaman genetik adalah tingkat paling mendasar yang mengacu pada varitas yang ada dari anggota spesies-spesies. Dahulu sebelum diperkenalkan bibit-bibit tertentu untuk padi, sawah tradisional Indonesia kaya akan berbagai varitas padi yang tahan hama yang kini telah hilang. Namun dewasa ini dengan seragamnya tanaman padi dengan bibit yang sama menjadikan hama dan penyakit tanaman menjadi lebih luas, sehingga kegagalan panen secara total dapat terjadi.

Keanekaragaman spesies adalah yang paling umum yang mengacu pada variasi spesies di satu tempat tertentu atau di antara sebuah kelompok mahkluk hidup khusus. Sebagian besar lingkungan tropis memiliki keaneka ragaman spesies yang lebih besar dibandingkan dengan daerah yang lebih dingin. Indonesia memiliki lebih dari 15.000 spesies tanaman termasuk diantaranya anggrek hitam dan bunga raflesia. Hanya beberapa spesies tertentu yang bisa hidup di daerah kutub.

Keanekaragaman ekosistem mengacu pada variasi bentuk fisik suatu tempat seperti padang pasir, danau, karang, beserta populasi tumbuhan serta binatang yang ada. Suatu ekosistem terdiri dari mahkluk-mahkluk hidup di suatu lokasi tertentu dan unsur-unsur abiotik (air, tanah, udara, dll) yang penting bagi kelangsungan mahkluk hidup tersebut. Setiap jenis ekosistem memiliki campuran spesies yang unik yang berbeda dari setiap jenis ekosistem yang lain. Kombinasi tumbuhan dan binatang bisa berbeda meskipun sama-sama di hutan tropis di lereng gunung. Jika suatu ekosistem menghilang maka hilanglah pula spesies-spesies yang ada di tempat tersebut.







Apa itu Green Science dan Green Technology

Green Science adalah paradigma/pola berpikir ramah lingkungan kedalam berbagai disiplin ilmu untuk mengembangkan kehidupan masyarakat yang ramah lingkungan.

Teknologi hijau (green Technology) yang juga dikenal dengan teknologi lingkungan (envirotech) dan teknologi bersih (cleantech) adalah integrasi antara teknologi modern dan ilmu lingkungan untuk lebih melestarikan lingkungan global dan sumber daya alam serta untuk mengurangi dampak negatif dari aktifitas manusia di planet bumi

Teknologi hijau merupakan salah satu upaya untuk menjaga kelestarian atau keberlanjutan kehidupan di planet bumi ini. Kelestarian atau keberlanjutan (sustainabilitas) yang dapat diartikan sebagai perihal pemenuhan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan dimasa depan tanpa merusak sumber daya alam, atau pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri

Teknologi lingkungan (envirotech) atau teknologi hijau (green Technology) atau teknologi bersih (cleantech) adalah aplikasi ilmu lingkungan untuk melestarikan lingkungan alam dan sumber daya untuk mengekang dampak negatif dari keterlibatan manusia. Pembangunan yang berkelanjutan adalah inti dari teknologi lingkungan

Teknologi hijau (green Technology) adalah pengembangan dan penerapan produk, peralatan dan sistem yang digunakan untuk melestarikan lingkungan alam dan sumber daya, yang meminimalkan dan mengurangi dampak negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan

Dari beberapa pengertian dari Green Technology yang ada, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar pengertian dari Green Technology adalah integrasi antara teknologi modern dan ilmu lingkungan yang diaplikasikan untuk melestarikan pemenuhan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan di masa depan tanpa merubah lingkungan dan sumber daya alam.

Berikut adalah 12 prinsip green science and technology:
1. Manusia akan menghabiskan sumber daya Bumi dan Kerusakan lingkungan Bumi sampai pada kondisi dimana keberadaan manusia di planet ini akan terganggu secara serius atau bahkan menjadi tidak mungkin.Di masa lalu, peradaban telah menurun dan seluruh populasi memiliki mati karena mereka telah merendahkan sistem lingkungan utama
2. Beban, dan degradasi sistem pendukung Bumi; Kedua faktor tersebut harus ditangani
3. Dengan resiko bencana global, teknologi akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia,Oleh karena itu, teknologi harus dirancang dengan tujuan nol dampak lingkungan dan keberlanjutan maksimum
4. Dalam pengakuan akan realitas Prinsip 3, penting untuk mengenali anthrosfer sebagai salah satu lingkungan dasar lingkungan.
5. Kunci keberlanjutan adalah pengembangan sumber energi berlimpah yang digunakan secara efisien yang memiliki sedikit atau tidak ada dampak lingkungan; sumber seperti itu akan memerlukan keputusan dan kompromi yang sulit
6. Iklim yang kondusif bagi kehidupan di Bumi harus dijaga.
7. Kapasitas bumi untuk produktivitas biologis dan pangan harus dijaga dan ditingkatkan; ini akan memerlukan pertimbangan interaksi semua lingkungan lingkungan yang kelima.
8. Permintaan bahan harus dikurangi secara drastis dan bahan harus berasal dari sumber yang berkelanjutan, dapat didaur ulang, dan bagi mereka yang masuk ke lingkungan semula, dapat terdegradasi.
9. Produksi dan penggunaan zat beracun, berbahaya, dan persisten harus diminimalkan dan zat semacam itu tidak boleh dibuang ke lingkungan.
10. Kesejahteraan manusia harus diukur dari segi kualitas hidup, bukan hanya perolehan harta benda. Ekonomi, sistem pemerintahan, kepercayaan, dan gaya hidup pribadi harus mempertimbangkan lingkungan dan keberlanjutan.
11. Resiko tidak harus mengambil resiko yang diakui
12. Tujuannya adalah untuk mencapai keberlanjutan, sebuah konsep di mana siswa dan masyarakat harus dididik. Meskipun keberlanjutan akan memerlukan perubahan besar dalam sistem masyarakat, ilmuwan, insinyur, dan, akhirnya, warga yang tercerahkan harus memimpin; Tidak ada waktu bagi para politisi dan nonscientists untuk mengambil keputusan.

Penerapan Green  Science and Technology

    Energi

Energi adalah satu dari banyak hal yang diperlukan dalam kebutuhan hidup manusia, penggunaan energi fosil yang tinggi, akan menimbulkan dampak pencemaran yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Sehingga diperlukan energi alternatif, yang lebih ramah lingkungan dan terbarukan.

Contoh Penerapan :

    Penggunaan tenaga air (Hydro power) sebagai sumber energi listrik
    Penggunaan tenaga surya (Solar cell power) sebagai sumber listrik
    Pemanfaatan biomassa menjadi biofuel untuk bahan bakar (limbah tanaman jarak, tebu, ketela, jagung)
    Pemanfaatan biogas dari limbah organik dan kotoran ternak  sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah/kayu bakar
    Pemanfaatan biogas sebagai pengerak generator gas untuk pembangkit listrik

    Bangunan

Untuk strategi yang dapat diterapkan antara lain pemanfaatan material berkelanjutan, efisiensi lahan, keterkaitan dengan ekologi lokal, keterkaitan antara transit dan tempat tinggal, rekreasi dan bekerja, serta efisiensi penggunaan air, penanganan limbah, dan mengedepankan kondisi lokal baik secara fisik maupun secara sosial.

Contoh penerapan konsep design Green Building :

    Meminimalkan penggunaan lampu dengan memanfaatkan cahaya alami
    Meminimalkan penggunaan mesin pendingin ruangan dan air dengan mengefektifkan design bangunan
    Pengelolaan limbah “closed cycle” untuk gedung tempat tinggal
    Menyediakan ruang terbuka hijau untuk tiap bangunan/gedung yang dibangun
    Penggunaan material bangunan yang ramah lingkungan dan tahan lama

    Chemistry

Green Chemistry lebih berfokus pada usaha untuk meminimalisir penghasilan zat-zat berbahaya dan memaksimalkan efisiensi dari penggunaan zat-zat (substansi) kimia. Sedangkan, Environmental Chemistry lebih menekankan pada fenomena lingkungan yang telah tercemar oleh substansi-substansi kimia.

Green Chemistry itu sendiri memiliki 12 asas, antara lain

    Menghindari penghasilan sampah
    Desain bahan kimia dan produk yang aman
    Desain sintesis kimia yang tak berbahaya
    Penggunaan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable)
    Penggunaan katalis

Contoh penerapan konsep Green Chemistry :

    Vitamin C (asam askorbat) untuk proses pembuatan polimer
    Gula dan minyak sayur sebagai bahan baku cat
    Gula pati dan selulosa sebagai bahan bakar
    Pemakaian enzim untuk pembuatan   bahan dasar kosmetik
    Kacang kedelai sebagai Bahan Pembuatan Toner printer
    Kacang kedelai sebagai bahan baku pembuatan lem perekat

      Nanotechnology

Green Nanotechnology merupakan pengembangan dari clean technology yang merupakan suatu upaya untuk meminimalisasi potensi resiko kerusakan lingkungan dan manusia yang terkait dengan pembuatan dan penggunaan produk nanoteknologi serta untuk mendorong penggantian produk yang ada dengan produk nano baru yang lebih ramah lingkungan.



Demikian informasi yang dapat saya sampaikan, semoga ilmu ini dapat bermanfaat untuk kita semua dan mencegah para perusak alam untuk melakukan aksinya. Cintai alam kita, karena kalo bukan kita siapa lagi ?

Komentar

Postingan Populer